Saturday 31 March 2012

BBM Bikin Orang Se-Indonesia Galau

BBM?
BlackBerry Messanger? Bukan.. Bapak-bapak Mesum? Bukan juga.. Atau malah seperti yang ditweet kak @siginski; Bang, Baksonya Mimisan? Sangat bukan! Terus apa? Ya, Bahan Bakar Minyak, dodol.

Emang ada apa sih?
Jadi gini, belakangan ini lagi booming banget berita tentang harga BBM yang katanya bakal naik tanggal 1 April ini, dari Rp. 4.500,- menjadi Rp. 6.000,- per liter. Nah, kenaikan BBM inilah yang membuat rakyat Indonesia yang notabenenya lebih banyak yang kurang mampu daripada yang mampunya, menjadi gerah, kesal, galau, dilema dan perasaan yang bercampur aduk lainnya. Dalam arti kata, buat makan sehari-hari aja mereka udah susah, ini malah harus ditambah lagi dengan beban baru; harga BBM naik.

Terus kenapa galau?
Ya jelas galau lah. Malah kalau ada kata di atas "galau" yang bisa menggambarkan betapa berkecamuknya hati dan pikiran rakyat tidak mampu di luar sana, mungkin bisa digunakan untuk menggatikan kata "galau". Coba aja pikir, seperti kata gue tadi, buat makan sehari-hari aja mereka susah, ini sekarang malah timbul masalah baru.

Kan naiknya cuma jadi Rp. 6000,- aja, kenapa sampe begitunya sih?
Gue juga awalnya berpikiran seperti itu setiap kali gue melihat berita di TV tentang masyarakat dan mahasiswa yang semakin sering melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM. Belum lagi Nyokap gue yang update banget sama berita, pasti bakal emosi dan bersungut-sungut maksimal tiap kali liat berita model begini. Karena gue bingung kenapa sampe segitunya padahal harganya hanya Rp. 6000,-/liter, gue tanya lah ke Nyokap. Lalu beliaupun menjawab, "Sebenarnya gak masalah kalau harga BBM naik, asalkan bertahap. Tahun ini 5000, tahun depan naik lagi 5.500. Gak masalah kok.. Ini enggak, naiknya sampai 30% begitu." Lalu guepun menanggapi statement Nyokap dengan masih bingung, "Terus kenapa? Kan cuma 6000?" dengan tampang polos yang nggak banget. Beliau kemudian menjawab, "Iya, intinya rakyat bukan fokus ke harga BBMnya, tapi ke dampak harga seluruh barang dan jasa setelah BBMnya naik." Nah, itu dia! Gue baru sadar setelah Nyokap bilang begitu. Lalu gue berpikir (kebetulan lagi bisa mikir), sekarang aja harga barang kebutuhan sehari-hari masyarakat udah pada mahal-mahal, belum lagi harga transportasi umum. Otomatis, kalau BBM naik, para penjaja barang dan jasa itu gak bakal mau rugi dong, jadilah semua harga pada dinaikin. Malah kadang naikinnya gak pantas dan malah terkesan kelewatan, malah jadi kayak meras teman sebangsa sendiri, alih-alih tidak ingin rugi dan takut tidak balik modal. Itulah mengapa dampak dari kenaikan BBM ini yang sebenarnya lebih mengkhawatirkan ketimbang harga BBMnya sendiri.
Lalu gue tanya lagi ke Nyokap, "Terus selain itu? Masalahnya apa lagi?" Nyokap-pun menjawab, "Rakyat juga merasa gak diadili karena pejabat tinggi negara, yang dapat gaji besar, dapat banyak tunjangan, mobil dibeliin, rumah difasilitasi, listrik dibayarin, kantor direhab sampai makan biaya milyaran rupiah, belum lagi Presiden yang baru aja beli pesawat kepresidenan, sementara rakyatnya luntang lantung hidup susah, malah ditambah sama beban baru." Tuh! Ini yang merasa rakyat dipecundangi oleh para pemimipinnya sendiri, oleh orang-orang yang telah mereka percaya dan katanya akan membela nasib mereka. Seperti kata Nyokap gue tadi, pejabat itu sudah mendapatkan semua fasilitasnya, sangat sangat lebih dari cukup, tentu ini gak adil mengingat banyak sekali rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Begitu pejabat itu diminta untuk diturunkan gajinya, mereka hanya bisa senyum-senyum menanggapi wartawan sambil mengalih-alihkan ke pembicaraan lain. Ckckck.. They're so pathetic.

Oooh, gituu.. Terus itu kenapa dibikin orang se-Indonesia galau? Memangnya sudah pasti semua orang menolak kenaikan BBM?
Ya nggak juga, mungkin ada segelintir pihak yang setuju dengan kenaikan ini, tapi gue juga gak tahu pasti sih, bisa saja lain di mulut lain di hati. Yang jelas, gue sekarang jadi bingung harus bagaimana dan bersikap seperti apa. Gue gak ngerti, ilmu gue sangat sedikit. Gue prihatin sama kondisi rakyat Indonesia, tapi gue juga gak bisa apa-apa, alhasil gue lebih baik diam dan menjadi penonton yang baik.. Belum lagi banyak banget broadcast yang masuk ke gue, ada yang mendukung kenaikan BBM, ada yang menolak, ada yang membanding-bandingkan harga BBM, ada yang menggambarkan alasan ilmiah kenapa BBM itu mahal, ada yang belain rakyat kecil, ada yang ngata-ngatain pemerintah, malah tadi gue baca yang baru, ada yang belain polisi, katanya jangan salahin polisi kalau mukulin para pendemo. Itu bikin gue makin bingung, serius deh. Mana kemarin ada yang sibuk membandingkan kenaikan harga BBM dengan harga rokok, kenapa mampu beli roko tiap hari tapi BBM naik aja gak terima? Awalnya gue mikir, iya juga ya, bener juga nih, beli rokok belasan ribu bisa tapi BBM naik jadi 6000 aja rusuh sampe ke bulan.. Tapi kemudian ada lagi yang bilang bahwa menghubungkan BBM dengan beli rokok adalah hal yang gak nyambung dan tolol. Gue jadi kembali bingung. Jadi lebih baik gue tidak berkomentar apa-apa soal BBM dan rokok. Dari perang argumen di antara kita inilah gue menyimpulkan bahwa orang satu Indonesia galau.

Terus solusinya gimana, Pin?
Itulah dia, gue sempat simpati dengan tindakan-tindakan para mahasiswa di luar sana yang mau meluangkan waktunya untuk berunjuk rasa, menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia meski mereka gak ditanggapin sama sekali sama para penguasa negeri ini. Mereka rela panas-panasan, berjemur, berpeluh, gak makan, gak minum, teriak-teriak dari pagi sampai malam sampai-sampai suarapun habis. Sebagai seorang mahasiswa yang gak bisa dan gak mungkin berani ikut demo karena takut rusuh ini, gue sangat mengapresiasi mereka. Tapi, di sinilah kesalahannya. Mereka yang katanya kaum terpelajar dan mau memperjuangkan nasib rakyatnya, kenapa malah bertindak semaunya? Merusak, menghancurkan yang ada, anarki, bakar sana sini, jarah-menjarah toko, lempar batu, golok-golokan, kenapa malah jadi begini? Mereka harusnya sadar, bahwa yang mereka rusak, masyarakat yang mereka lempari sebenarnya adalah orang-orang yang "katanya" sedang mereka bela, sedang mereka perjuangkan haknya. Gue tahu dan sangat ngerti kalau kalian kesal, kalian lelah berjemur, kalian letih bersuara tapi tak pernah didengarkan, tapi tolonglah pakai akal sehat kalian, jangan lepas kontrol, jangan hilang kendali dan malah membuat orang yang kalian bela menjadi lebih susah lagi.

Hmm.. emang pemerintah gak ngasih solusi gitu?
Ngasih.. Atau gue rasa mereka berpikir bahwa solusi yang mereka kasih itu cukup. Gue juga gak tahu. Mereka ngasih semacam BLT atau Bantuan Langsung Tunai setiap bulannya sebesar Rp. 150.000,-, tapi apa iya 150ribu itu cukup? Belum lagi tiap kali ngantri BLT, gue liat yang ngantri ampe banyak banget dan gak jarang BLT malah makan korban, yang luka lah, yang kegencetlah, malah sampai ada nenek-nenek yang katanya meninggal ditempat karena gak kuat desak-desakkan. Pemerintah juga bikin BBM bersubsidi buat rakyat, tapi kalau gue liat ini jadi semacam beralih target gitu. Justru malah para pejabatnya yang lebih sering menggunakan BBM bersubsidi ketimbang rakyatnya. Liat aja, jarak dari rumah ke kantor yang dekat sajapun mereka naik mobil. Pakai bahan bakar toh? Gak mungkin kan pakai air sumur. Ujung-ujungnya apa? Mereka lagi yang kenyang pakai fasilitas pemerintah.

Jadi sebagai masyarakat yang baik kita harus gimana, Pin?
Nah ini nih gue bingung jawabnya. Kalau gue sih cukup lah gak usah nambah-nambahin masalah. Kalau mau ikut demo silahkan, tapi jangan ngerusak sana sini, jangan ngerusak sarana umum. Kan kasihan para penggunanya, malah bikin mereka kena persoalan baru. Bagi yang setuju dan mendukung pemerintah yang "katanya" sedang berusaha memperbaiki keadaan negara ini juga silahkan, tapi gak usah ngata-ngatain yang demo, bisa-bisa ntar malah kalian yang didemo. :P Dan buat yang kesal dan galau, gak usah tiap hari ngirimin broadcast messages dan mencaci semua orang, tiap hari ganti mulu yang dikatain. :P

Oke.. Kasih satu kalimat penutup deh, Pin..
Apa yaaa. Ini aja deh; Indonesiaku, aku tetap mencintaimu dengan segala carut marut yang kau miliki.

Hahaha.. Keren, keren. Makasih yaa atas sharing-sharingnya yang ngawur ini. Sampai ketemu di lain waktu, Epinnn..
Okee, semoga bermanfaat dan bisa membuka pikiran kalian semua yaaa! ;)



Ps, It's just my point of view. Everybody has their own perception on every different thing. So if you disagree with me, don't judge me wrong, guys! :)