Wednesday 4 April 2018

Hujan

<span>Photo by <a href="https://unsplash.com/@wx1993?utm_source=unsplash&amp;utm_medium=referral&amp;utm_content=creditCopyText">Raychan</a> on <a href="https://unsplash.com/s/photos/rain-street?utm_source=unsplash&amp;utm_medium=referral&amp;utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></span>



Jalanan basah malam itu, beserta mataku.
Hujan adalah kelambu bagi jiwa-jiwa penuh dahaga dan raga yang ingin terbebas dari derita.
Rintik itu menghadirkan rindu pada matahari yang lalu, sementara aku hanya lah sebuah bola lampu.
Dan kita terus saja berlari mengejar apa-apa saja yang fana, mungkinkah selama ini kita hanya menyulam luka?

Ada kita, tanpa jeda, tanpa kata.
Tak pernah saling berebut dan ribut tentang siapa yang akan berjalan di depan atau tertinggal di belakang,
karena aku ingin bergandengan tanpa ada payung abu-abu dari masa lalu. 

Sebodoh-bodohnya aku,
aku lah orang yang paling berhati-hati dalam urusan hati.
Seberani-beraninya aku,
aku lah manusia yang terlalu takut untuk jatuh cinta.


Malam ini, adakah hujan sudah reda?